Penerjemah Resmi
by Translation Transfer
Penulis: Mariana Yaroh
Perbedaan Budaya | Menghadapi 5 Culture Shock Jepang vs Korea. Apa yang terlintas di benakmu ketika mendengar negara Jepang dan Korea? Ketika membanyangkan dua negara ini, mungkin akan terlintas di banyanganmu dua negara di Asia Timur yang memiliki banyak persamaan, mulai dari kecanggihan teknologinya, wajah penduduknya, hingga bahasanya yang terdengar mirip. Namun, di balik kemiripan yang sebenarnya tak serupa itu, terdapat beberapa berbedaan budaya yang tajam yang seringkali membuat orang yang baru mengunjungi Jepang dan Korea mengalami culture shock.
Culture shock adalah kondisi yang dialami seseorang akibat efek dari stress ketika memasuki lingkungan baru. Jika seseorang menghadapi lingkungan baru yang sangat berbeda dengan lingkungan sebelumnya, maka kondisi ini akan membuatnya mempertanyakan kembali tentang asumsi asumsinya sendiri, seperti tentang kebenaran, kebiasaan, batas kewajaran, kesopanan dan lain sebagainya. Sederhananya, culture shock ini terjadi akibat adanya perubahan kondisi lingkungan sosial yang sangat drastis yang membuat seseorang harus beradaptasi dari kebiasaan-kebiasaan di lingkungan sebelumnya ke lingkungan yang baru.
Jepang dan Korea merupakan negara yang sering kali membuat orang yang pertama kali berkunjung di dua negara ini mengalami culture shock yang disebabkan oleh kombinasi perbedaan budaya tradisional dan modern di antara keduanya. Walaupun sama-sama berada di kawasan Asia Timur, perbedaan budaya di dua negara ini sangatlah signifikan. Jika kamu berencana mengunjungi Jepang dan Korea, baik untuk liburan, kuliah, bekerja, maupun tinggal dalam jangka waktu yang lama, alangkah baiknya kamu mengetahui perbedaan-perbedaan budaya di negara ini untuk menghindari culture shock yang berlebihan dan memudahkan kamu beradaptasi di lingkungan baru.
Baca juga: Program G to G Korea: Peluang Kerja di Korea dengan Jalur Resmi dan Aman
Pebedaan budaya antara Jepang dan Korea sangat terlihat dari bahasanya, jika seseorang yang kurang familiar dengan bahasa Jepang dan Korea, maka dua bahasa ini bisa jadi terdengar sangat mirip dan sulit dibedakan. Namun, bahasa merupakan salah satu perbedaan budaya yang sangat mencolok antara dua negara ini. Bahasa Jepang memiliki tiga sistem penulisan yang sangat terkenal, yaitu Kanji, Hiragana dan Katakana. Sedangkan dalam bahasa Korea, mereka mengunakan alfabet khusus bahasa Korea yang disebut Hangul.
Kedua negara ini memiliki sistem bahasa formal yang cukup rumit dan memiliki penerapan yang berbeda-beda. Di Jepang bahasa formal biasanya digunakan dalam dunia profesional dan kepada orang yang lebih tua. Di Korea, hieraki usia dan jabatan sangat pempengaruhi cara berbicara, bahkan untuk perbedaan usia yang tidak telalu jauh. Namun, hal tersebut masih dapat ditoleransi tergantung tingkat hubungan dan kedekatan pembicara, semakin dekat hubungan dengan lawan bicara, maka penggunaan bahasa informal tidak dianggap tidak sopan.
Dari segi kepercayaan yang dianut masyarakat Jepang dan Korea, keduanya memiliki perbedaan. Di Jepang, mayoritas penduduknya beragama Shinto dan Buddha. Shinto merupakan ajaran yang berkaitan dengan tradisi. moralitas dan etika. Sedangkan agama Buddha adalah ajaran yang berhubungan dengan kematian dan kehidupan setelah mati.
Di Korea sendiri, agama yang biasanya dianut oleh masyarakat Korea adalah Budha dan Kristen. Namun, tak sedikit juga masyarakat Korea yang menganut paham ateisme atau tidak beragama.
Di kedua negara ini persoalan seputar keyakinan adalah hal yang sangat privasi. Mereka cenderung tidak nyaman ketika orang lain mempertanyakan agama mereka. Hal ini jelas sangat jauh berbeda dengan kebiasaan beragama di Indonesia, Masyarakat Indonesia biasanya secara terang-terangan menunjukan agama mereka, sebab agama juga merupakan identitas dari masyarakat Indonesia sendiri. Oleh karena itu, tak heran pasti orang yang pertama kali menginjakan kaki di Jepang maupun Korea akan kaget dengan sistem kepercayaan yang mereka anut.
Jepang dan Korea memiliki tradisi dan etika makan yang sangat berbeda satu sama lain. Orang Jepang memiliki kebiasaan mengangkat mangkok saat menyantap makanan. Sedangkan orang Korea terbiasa makan tanpa menggangkat mangkok, bahkan mereka beranggapan bahwa makan dengan mangkok yang dianggkat adalah hal yang tidak sopan, kecuali jika ingin mengabiskan sisa makanan, maka tidak masalah mengangkat mangkok di akhir makan.
Selain itu, jangan kaget apabila kamu pergi ke restoran di Jepang dan mendengar bunyi makan yang cukup nyaring, sebab hal ini dianggap sebagai tanda penghargaan makanan yang enak oleh orang Jepang. Sementara, hal ini sangat bertolak belakang di Korea. Orang Korea cenderung lebih tenang dalam menyantap makanan dan merasa risih apabila ada orang yang menyantap makanan dengan bunyi yang keras.
Perbedaan budaya selanjutnya antara Jepang dan Korea adalah terletak pada pop culture. Di negeri sakura, budaya pop yang paling populer yaitu anime, cosplay dan musik J-pop. Industri hiburan Jepang yang unik dan berbeda dari negara lainnya ini memberikan daya tarik tersendiri yang terbukti menari banyak wisatawan asing.
Sementara, di negeri gingseng, pop cultere Korea kini menjadi bahan perbincangan dunia yang tak ada habisnya, terutama semenjak datangnya gelombang Korea atau lebih dikenal dengan Korean wave atau Hallyu Korea. Tak hanya K-pop dan K-drama yang begitu populer, industri kosmetik dan klinik kecantikan Korea juga semakin berkembang dan merajai pasar kosmetik dunia. Sebagai negara yang menormalisasikan operasi plastik, jangan merasa aneh, jika kamu mengunjungi negara ini dan melihat banyak orang penuh dengan luka bekas operasi plastik berkeliaran di tempat umum.
Meskipun Jepang dikenal sebagai negara maju dan perkembangan teknologi yang pesat, masyarakat Jepang masih tidak terbiasa dengan sistem pembayaran modern, baik kartu maupun digital. Banyak toko dan restoran di Jepang yang masih menggunakan uang tunai sebagai sistem pembayaran utama mereka.
Berbeda dengan Jepang, penggunaan kartu dan aplikasi pembayaran digital di Korea sudah umum dan masif dilakukan. Di negara ini pembayaran dengan metode aplikasi seperti, Kakao Pay dan Samsung Pay sangat populer di semua tempat, bahkan sudah sangat jarang orang menggunakan kuang tunai. Bagi masyarakat Korea sistem pembayaran digital seperti ini membuat transaksi lebih mudah dan cepat.
Baca juga: Asia Timur | 6 Tren Budaya Populer Asia Timur yang Menginspirasi Dunia
Kunci utama untuk mengatasi culture shock ketika berada di lingkungan baru adalah dengan menjaga pikiran tetap terbuka terhadap perbedaan. Setiap ada perbedaan budaya pasti akan ada pengalaman baru di mana akan ada pembelajaran di dalamnya. Selain itu, kamu bisa luangkan waktu untuk mengenal kebiasaan lokal, seperti, makanan, budaya ataupun bahasa karena hal ini sangat membantumu menjadi lebih familiar dengan lingkungan sekitar.
Jika merasa kewalahan dan bingung, berceritalah kepada orang terdekat seperti teman, keluarga atau kerabat untuk mencari dukungan agar kamu tidak stress berlebihan. Dukungan sosial seperti ini sangat berpengaruh dalam proses adaptasi menjadi lebih cepat dan dapat memandang culture shock sebagai hal yang positif dan membawa pengalaman dan wawasan baru.
Baca juga: Self Reward vs Self Indulgence: Perbedaan dan Manfaatnya bagi Kesehatan Mental
Siap menjelajahi perbedaan budaya Jepang dan Korea tanpa hambatan bahasa? Translation Transfer siap membantu Anda dengan layanan penerjemahan profesional untuk bahasa Jepang dan Korea! Baik untuk keperluan bisnis, studi, atau perjalanan, kami menjembatani komunikasi Anda agar lebih mudah memahami dan beradaptasi di lingkungan baru. Hubungi kami sekarang dan rasakan kemudahan berkomunikasi tanpa batas dengan penerjemah ahli dari Translation Transfer.
Copyright © 2024 PT Pratama Transoftware Inti Bahasa All Rights Reserved. Kebijakan Privasi